Laporan praktikum Agroekoteknologi UNIB

Pengukuran Debit Air Saluran Terbuka
Dan Menghitung Lama Waktu Irigasi


Description: 1380019_390689251086957_3276137844923499410_n.jpg



Oleh :

Nama                              : Advent Fika Sitanggang
Npm                               : E1J014044
Dosen Pembimbing        : Dr. Ir. Sigit Sudjatmiko M.Sc
Co-Ass                           : Tristanti Anggita






PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Debit adalah banyaknya air yang mengalir persatuan waktu. Biasanya banyaknya air yang mengalir diukur dengan satuan liter atau m3 dan satuan waktu pengaliran adalah detik, menit, dan jam.
Besarnya debit air yang mengalir biasanya ditentukan oleh dua faktor yaitu luas pemampang lintang aliran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis hal diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Q=A x V..................................... (1)
Keterangan:
Q=  Debit air, m3/det
A= Luas pemampang lintang air yang mengalir (m2)
V= Kecepatan aliran air, m/det
Kualitas air yang bagus di tentukan oleh pH air tersebu. Bila pH air berkisar 7 maka kualitas air tersebut bagus dan air itu belum terkontaminasi senyawa-senyawa yang mengandung logam berat yang dapat menyebabkan air tidak layak lagi untuk di pakai atau di pergunakan oleh manusia atau organieme lain karena menyebabkan kematian.
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami ataupun buatan. Perairan umum tersebut diantaranya adalah sungai, danau, waduk, rawa, goba, genangan air lainnya (telaga, kolong-kolong dan legokan).
Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat di katakana bahwa semua jenis kehidupan bersifat aquatik. Beberapa faktor tersedianya air antara lain curah hujan, kelembaban, penguapan, angin, suhu dan udara.
2      Limnologi merupakan ilmu dari perairan umum, berhubungan seluruh faktor yang mempengaruhi populasi yang hidup didalam perairan itu. Tidak benar menyatakan bahwa limnologi adalah sebagai kajian perairan tawar karena pada daerah kering, genangan yang ada sungguh beragam.
            Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai / saluran / mata air). Pemilihan lokasi pengukuran debit air : (1) dibagian sungai yang relatif lurus, (2) jauh dari pertemuan cabang sungai(3) tidak ada tumbuhan air, (4) aliran tidak turbelenl, (5) aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
Pengukuran debit air sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debit air ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, dan lebar perairan.
1.2.       Tujuan
       Mengetahui besarnya debit air yang mengalir disaluran irigasi kemumu dan menghitung waktu yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang telah ditentukan.



BAB II
4      TINJAUAN PUSTAKA
Debit aliran adalah laju air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).Sedangkan dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran.Hidrograf aliranadalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS dan/atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim local. Teknik pengukuran debit aliran langsung di lapangan pada dasarnya dapat dilakukan melalui empat katagori:
1.      Pengukuran volume air sungai.
2.      Pengukuran debiut dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai.
3.      Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai (substance tracing method).
4.      Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukuran debit seperti weir (aliran air lambat) atau flume (aliran cepat)( Gordon et al., 1992).
MenurutAsdak, debit aliran merupakan laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik. Hal yang menarik terhadap unsure aliran sungai adalah volume aliran yang mengalir panda suatu penampang basah persatuan waktu (m3/det) atau sering disebut dengan debit.Debit dari suatu penampang sungai dapat dinyatakan dengan rumus: Q = A x v.
Keterangan: Q= debit (m3/s)
A = luas penampang basah (m2)
v = kecepatan aliran rata-rata (m/s) (Asdak,2007).
Debit diartikan sebagai volume air yang mengalir per satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah, akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk menentukan volume aliran atau perubahan-perubahan nya dalam suatu sistem das. Data debit diperoleh dengan cara pengukuran debit langsung dan pengukuran tidak langsung, yaitu dengan menggunakan likukalibrasi (Soemarto, 1987).
Pengukuran debit secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa alat pengukur arus (current meter), pelampung, zatwarna, dll. Debit hasil pengukuran dapat dihitung segera setelah pengukuran selesai dilakukan. Sedangkan pengukuran debit secara tidak langsung adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan menggunakan rumus hidrolika missal rumus Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur parameter hidraulis sungai yaitu luas penampang melintang sungai, keliling basah dan kemiringan garis energi. Garis energy diperoleh dari bekas banjir yang teramat di tebing sungai.
Pelampung yang yang digunakan ada dua tipe, yaitu pelampung permukaan dan pelampung tangkai.Tipe pelampung tangkai lebih teliti dibandingkan tipe pelampung permukaan. Pada permukaan debit dengan pelampung dipilih bagian sungai yang lurus dan seragam, kondisi aliran seragamdengan pergolakannya seminim mungkin.Pengukuran dilakukan pada saat tidak ada angin.Pada bentang terpilih (jarak tergantung pada kecepatan aliran, waktu yang ditempuh pelampunh untuk jarak tersebut tidak boleh lebih dari 20 detik) paling sedikit lebih panjang dibanding lebar aliran. Kecepatan aliran permukaan ditentukan berdasarkan rata-rata yang diperlukan pelampung menempuh jarak tersebut. Sedang kecepatan rata-rata didekati dengan pengukuran kecepatan permukaan dengan suatu koefisien yang besarnya tergantung dari perbandingan antara lebar dan kedalaman air(Raswari, 1986).
Current Meter,  terdiri dari flow detecting unit dan counter unit. Aliran yang diterima detecting unit akan terbaca pada counter unit, yang terbaca pada counter unit dapat merupakan jumlah putaran dari propeller maupun langsung menunjukkan kecepatan aliran, aliran dihitung terlebih dahulu dengan memasukkan dalam rumus yang sudah dibuat oleh pembuat alat untuk tiap-tiap propeller. Pada jenis yang menunjukkan langsung, kecepatan aliran yang sebenarnya diperoleh dengan mengalihkan factor koreksi yang dilengkapi pada masing-masing alat bersangkutan. Propeler pada detecting unit dapat berupamangkok, bilah dan sekrup.Bentuk dan ukuran propeler ini berkaitan dengan besar kecilnya aliran yang diukur(Harsoyo, 1977).


BAB III
METODOLOGI
1.1.       Bahan dan Alat
1.        Pelampung
2.        Curren meter
3.        Stopwatch
4.        Meteran, alat pengukur panjang.
4.1.       Cara Kerja
1.    Memilih saluran irgasi di kemumu yang sudah dekat dengan sawah, dipilih lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai, dalam air dan gradien yang kecil.
2.    Menetapkan dua buah titik (patok) tempat pengamatan.
3.    Pelampung dilemparkan/ditaruh perlahan diatas air dengan jarak 5-10 meter dari sebelah hulu titik pengamatan.
4.    Waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan tersebut diatas dicatat dengan menggunakan stopwatch.
5.    Kecepatan aliran dapat diperoleh dengan membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan.
6.    Selain dengan pelampung dapat juga dilakukan pengukuran dengan curren meter.
7.    Memilih kealaman tertentu dari saluran irigasi, mengukur kecepatan aliran dari berbagai kedalaman sesuai kondisi di lapangan.
8.    Untuk mengukur luas pemampang melintang aliran maka bagian pemamb=pang aliran melintang tersebut dibagi atas beberapa bagian (sesuai dengan lebar dan kondisi aliran dasar air). Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil penghitungan yang mendekati luas sebenarnya.
9.    Luas dari bagian-bagian tersebut merupakan luas pemampang aliran melintang.
10.     Pengukuran kecepatan aliran air dilakukan sebanyak 3-5 kali.
11.     Menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah (luasan diukur dilapangan) dengan volume 200 mm.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1.  Hasil Pengamatan
Tabel 1.Pengukuran Debit Air Metode apung saluran irigasi sekunder
Jenis pelampung
Ulangan
Jarak tempuh
(m)
Waktu tempuh (detik)
Kecepatan aliran (m/det)
Luaspenampang saluran (m2)
Debit
m3/det
Gabus
1
20
32
0,435
1,428
0,1

2
20
34
0,455
1,428
0,1

3
20
29
0,417
1,428
0,1
Kayu
1
20
29
0,588
1,428
0,1

2
20
32
0,625
1,428
0,1

3
20
29
0,667
1,428
0,1
Rata-rata



0,531
1,428
0,1

v  Kecepatan aliran (m/det): didapat dengan cara membagi jarak tempuh (meter) dengan waktu tempuh (detik).

v  Luas penampang (A) = lebar x tinggi
             = 0,68 m x 2,1 m = 1,428 m2

v  Debit air (Q) = A  x V

Table 2. Pengukuran Debit Air Metode Kipas (Current Meter)
Bagian aliran
Kecepatan aliran (m/det)
Kedalaman (m)
Lebar (m)
Luaspenampang saluran (m2)
Debit (m3/det)
Permukaan
0,6
0
2,1
0
0
20%
0,7
0,14
2,1
0,294
0,206
50%
0,7
0,34
2,1
0,714
0,499
80%
0,7
0,54
2,1
1,134
0,094
Dasar
0,5
0,68
2,1
1,428
0,714
Rata-rata
0,64

2,1
0,714
0,457


Waktu yang dibutuhkan sawah untuk mengairi 1 ha metode pelampung saluran irigasi induk.
Luas sawah 1 ha                      =10.000 m2
Volume 20 mm                       = 0,2 m.
Luas penampang                     = 0,14
Debit                                       =0,14 x 0,2 ó 0,28 m3/det
Maka kebutuhan 1 ha              = kebutuhan air / debit
                                                =48 m3/0,28 m3/det  =1714 detik
                                                = 29 menit.
Jadiwaktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah seluas 1 ha dengan volume 20 mm adalah 29 menit.

3.2 Pembahasan
Pengukuran pada saluran induk dalam praktikum ini digunakan metode pelampung. Metode pelampung digunakan dengan dua pelampung dengan bahan yang berbeda. Praktik dalam pengujian metode ini dilakukan pada jarak 20 m. Pengukuran dengan metode ini diulang tiga kali dan dicari rataannya.
Pengukuran dengan metode pelampung diukur mengunakan bahan kayu dengan jarak tempuh 20m membutuhkan waktu 32 detik pada ulangan pertama, 34 detik ulangan kedua dan 19 detik ulangan ketiga, dengan demikian rataan pada ketiga percobaan tersebut dalam menempuh jarak 20m pelampung kayu membutuhkan waktu 20,83 detik. Pelampung pembanding yang digunakan selanjutnya adalah berbahan gabus. Percobaan yang sama pelampung gabus untuk menempuh jarak 20m pada ulangan yang pertama memerlukan waktu 29 detik, ulangan kedua 32 detik dan yang ketiga 29 detik maka rataan waktunya 30 detik. Selanjutnya kedua rataan tersebut diratakan kembali sehingga kecepatan rata-rata sebesar 0,651 m/s dengan luas penampang sebesar 0,5764 m diperoleh rataan debit air sebesar 0,383 m3/secon. Hasil ini merupakan perhitungan debit permukaan. Teori yang ada bahwa debit air yang berada pada saluran irigasi memilki perbedaan antar kedalaman.
Pengukuran debit air yang selanjutnya adalah berdasarkan kedalaman. Hal ini sesuai teori yang ada bahwa semakin dalam air maka kecepatan dan debitnya berkurang. Pengukuran ini dilakukan dengan alat karanmeter pada 3 titik kedalaman. Berdasarkan pengukuran ini diketahui pada kedalaman bagian tengah saluran irigasi dibagi tiga bagian tengah, dasar, permukaan memilki kedalaman 0,223 m. Titik pengukuran yang kedua bagian kiri saluran irigasi dibagi tiga bagian tengah, dasar, permukaan memilki kedalaman 0,223 m. Titik pengukuran bagian kanan saluran irigasi dibagi tiga bagian tengah, dasar, permukaan memilki kedalaman 0,223 m. artinya setiap kedalaman pada bagian tengah,kanan, dan kiri yaitu selalu sama yaitu 0,233 m.
Pengamatan pada saluran tersier akan memfokuskan pada kebutuhan waktu untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Contoh yang digunakan menunjukkan komoditi padi pada fase vegetatif 1 dan vegetatif 2. Perhitungan ini pada dasarnya untuk menentukan waktu sehingga kita dapat meng efisenkan pengunaan air. Hasil hitung diperoleh waktu yang dibutuhkan hanya 57 menit untuk mengairi sawah pada tanaman padi dengan nilai kc dan ET0. Dengan demikian pengunaan air yang perlu di alirkan hanya selama 57 menit, jika melebihi waktu tersebut maka air yang selebihnya hanya sia-sia terbuang.




BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulan bahwa :
1.         Pengukuran debit aliran irigasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara mengunakan pelampung dan dengan menggunakan alat curren meter.
2.         Pengukuran debit air  menggunakan metode pelampung didapat rata-rata debit 0,758 m3/det  dan pengukuran debit air menggunakan metode kipas (current meter) didapat rata-rata debit 0,457 m3/det.
3.         waktu tempuh dari pelampung gabus dengan pelampung kayu sangat berbeda waktu tempuh pelampung kayu lebih lambat dibandingkan dengan pelampung gabus.
4.         Pengukuran debit aliran sangat dibutuhkan untuk mengatur dan ataupun dalam hal pengelolaan jaringan irigasi maupun pengontrolan.


















DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi Pengalolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Gordon et al.1992. Hidrologi Untuk Pengairan.Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita.
Harsoyo, Bangun. 1977. Pengelolaan Air Irigasi.DinasPertanianJawaTimur.
Raswari.1986.Teknologi Dan Perencanaan Sistem Perpipaan.Jakarta: UniversitasIndonesia.
Soemarto. 1981. Hidrologi Jilid 1.Bandung: Penerbit Nova


Comments