LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA XI
MENGENAL TIPE KERAGAMAN
Oleh
:
Nama : Advent Fika Sitanggang
NPM
: E1J014044
Dosen
Pembimbing : Dr.Ir.Catur Herizon
Co.ass : Hevia Purnama
Sari
Hari,Tanggal : Selasa, 24 Maret 2015
Shift :
14.00-16.00 WIB
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Di
dalam kehidupan di bumi ini terdapat banyak kehidupan. Kehidupan ini ada karena
di dalamnya terdapat banyak suatu kelompok yang beraneka ragam yang dinamakan
makhluk hidup. Makhluk hidup adalah suatu kelompok yang saling
berorganisasi dan saling memiliki ketergantungan satu sama lain baik yang
sejenis maupun berbeda jenis sehingga saling membutuhkan satu sama lain. Namun,
setiap makhluk hidup memiliki keanekaragaman walaupun dalam kelompok yang
sejenis. Contohnya, bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat
dipastikan tidak ada seorangpun yang persis sama dengan anda, baik dari penampilan
wajah maupun sifat lainnya.
Keanekaragaman
merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik
merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya.
Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga
manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen
dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada
beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat
yang tampak. (Cummings, 2011 : 6-7)
Fenotip
dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau
sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata,
seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya,
seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip
merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan
tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan
dapat memodifikasi fenotip. (Stansfield, 1983 : 19)
Genotip
ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan
menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada
suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot. Keturunan
homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot
dihasilkan dari alel yang berbeda. (Starr and McMillan, 2010 : 374).
Menurut tolok ukurnya variasi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu :
· Variasi yang bersifat kuantitatif,
yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya secara deret matematis (kontinum)
dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni). Contohnya : tinggi, berat, dan
jumlah.
· Variasi yang bersifat kualitatif,
yaitu variasi yang sifatnya diskontinum (tidak bersambung menurut deret
matematis) dan ditentukan oleh satu gen (monogeni). Contohnya : warna kulit,
golongan darah, dan sebagainya.
Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya
variasi yaitu :
· Variasi genetic adalah variasi yang
dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan
secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang lain.
· Variasi non genetic (variasi
lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh factor lingkungan yang ada di
sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya.
Berdasarkan penyebabnya, variasi
dalam sistem biologi dibagi dua yaitu Variasi Genetik yaitu variasi yang
dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan diwariskan
secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain. Jika gen berubah, maka
sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut genotif.
Ini dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002).
Variasi non genetik atau variasi lingkungan
yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas cahaya,
kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama dengan
pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang
memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk
kondisis tertentu. (Welsh, 1991).
1.2 Tujuan
Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman panda tanaman.
BAB II
BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
2.1. Bahan dan Alat
·
Biji
serealia (padi, jagung, sorgum)
·
Biji
kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang tanah)
·
Bunga
·
Alat
ukur
·
Kaca
pembesar
2.2. Cara Kerja
·
Amati
biji-bijian yang tersedia dan bunga yang anda bawa
·
Cari
dan dapatkan paling sedikit tiga cirri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter
yang anda temukan
·
Catat
dalam bentuk tabel keragaman
BAB
III
HASIL PENGAMATAN
1.1.
Tabel
keragaman padi
Nama
|
Warna
|
Ukuran
|
Bentuk
|
Ketan hitam
|
hitam
|
Panjang, lebih besar
|
Panjang dan oval
|
Ketan putih
|
putih
|
Kecil dan sedang
|
Oval dan kecil
|
PSJ-60-05
|
Putih susu
|
kecil
|
Kecil dan oval
|
1.2.
Tabel
keragaman asoka
Nama
|
Warna
|
Ukuran
|
Bentuk
|
Asoka
|
Merah
|
Mahkotanya
lebar, batang mahkota sedang
|
Daunnya
lebar
|
|
Kuning
|
Mahkotanya
kecil, daunnya kecil dan tidak lebar
|
Daunnya
kecil
|
|
Putih
|
Tangkai
bunga pendek, mahkotanya kecil
|
|
|
orange
|
Tangkai
bunga lumayan tinggi, mahkota cukup lebar
|
Daunnya
lebar dan berukuran sedang
|
1.3.
Tabel keragaman jagung
Nama
|
Warna
|
Ukuran
|
Bentuk
|
Varietas 1
|
Kuning
|
Sedang
|
Pipih dan lebar
|
Lokal
|
orange
|
Besar
|
Panjang dan cukup lebar
|
Jagung manis
|
Orange
|
Kecil
|
Tidak beraturan, plasentanya pipih
|
Popcorn
|
Kuning pucat
|
Kecil
|
Oval berisi
|
Varietas 2
|
Orange
|
Besar
|
Lebar dan panjang
|
1.4.
Tabel keragaman kacang tanah
Nama
|
Warna
|
Ukuran
|
Bentuk
|
Varietas 1
|
Ungu tua
|
Besar
|
Oval berisi, besar, dan panjang
|
Varietas 2
|
Cokelat
muda
|
Oval
berisi
|
|
Varietas 3
|
cokelat
|
sedang
|
Panjang, oval
berisi
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam satu spesies tumbuhan dan hewan selalu terdapat
variasi/keragaman. Dari yang variasi/perbedaan yang ditemukan sedikit sampai
yang variasinya banyak, bahkan ada dua individu yang masih dalam satu spesies
tidak memiliki kesamaan sedikit pun. Seperti halnya beberapa jenis tanaman yang
diamati dalam praktikum ini, terdapat beberapa perbedaan.
Pada beberapa tabel diatas diuraikan tentang adanya
keragaman yang bersifat kuantitas(ukuran) dan keragaman yang bersifat
kualitatif ( warna dan bentuk) pada tanaman yang masih tergabung dalam satu
spesies. Perbedaan yang tampak dominan diakibatkan gen/faktor pembawa sifat
,baik yang secara alami ( langsung diurunkan dari induk ke anakan, baik yang
mengalami persilangan, mutasi dan rekombinasi sehingga tercipta individu baru
dengan sifat baru pula.
Pada tabel keragaman beberapa tanaman diatas,
terdapat perbedaan yang jelas, baik dari segi ukuran, warna, dan bentuk. Adanya
perbedaan ini kemungkinan diakibatkan faktor gen , lingkungan, dan persilangan.
Dari segi gen, kemungkinan tanaman-tanaman tersebut menerima gen berbeda sesuai
dengan gen yang diterima dari indukannya, sehingga sifat fisik yang terbentuk
juga berbeda. Dari segi persilangan ada kemungkinan hal ini bisa terjadi dengan
bantuan manusia, untuk menghasilkan spesies baru yang lebih baik. Dengan
berbagai perlakuan khusus, sehingga terbentuk tanaman dengan spesies baru yang
lebih tahan terhadap penyakit, dan memberikan hasil lebih baik. Dari segi
lingkungan, ada kemungkinan lingkungan yang ditempati tanaman tersebut bisa
dibilang kurang sesuai, sehingga tanaman tersebut melakukan rekombinasi gen
untuk menghasilkan sifat baru yang sesuai dengan lingkungan tersebut, sehingga
menjadi bisa bertahan dalam
lingkungannya tersebut.
Selain itu, perbedaan yang tampak dominan terdapat
pada warna, bentuk, dan ukuran daun juga.
Perbedaan yang terbentuk kemungkinan juga diakibatkan karena adanya perbedaan
kemampuan dalam mengolah makanan, sehingga terjadi perbeaan kemampuan dalam hal
pemenuhan makanan, dan hal tersebut mengakibatkan terjadinya perbedaan ukuran.
Dari segi lingkungan ada kemungkinan, dari susah atau tidaknya tanaman tersebut
mendapatkan cahaya matahari. Jika talas tersebut mudah mendapat cahaya
matahari, maka pertumbuhannya akan pesat, jika talas tersebut susah mendapat
cahaya matahari maka pertumbuhannya akan lamban, sehingga akan terbentuk
perbedaan dari segi ukuran. Ketersediaan air juga akan mempengaruhi variasi
pada talas tersebut. Dan masih ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab
variasi dalam tumbuhan yang berada dalam satu jenis yang bisa didapatkan dari
penelitian.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keanekaragaman/variasi pada
setiap tanaman yang memiliki bentuk, ukuran, warna, dan sebagainya merupakan
variasi tersendiri bagi semua jenis tanaman. Variasi ini timbul berdasarkan
tolak ukur yang terbagi dua, yaitu variasi yang bersifat kuantitatif (dapat
diukur secara sistematis)seperti: tinggi,berat dll dan variasi yang bersifat
kualitatif (tidak dapt diukur secara sistematik) seperti: warna bunga, bentuk
permukaan biji dan lainnya.
JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan:
1. Apa
pentingnya keragaman?
2. Apa
kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang spesifik!
3. Bagaimanakah
anda bisa mengetahui bahwa penyebab genetik adalah karena genetk atau
lingkungan?
Jawaban:
1. Kergaman
menghadirkan keindahan pada individu-individu sejenis. Dengan adanya keragaman
maka, akan semakin banyak sifat-sifat yang ditemukan dalam satu spesies, dimana
sifat tersebut akan diolah/digunakan/dikembangkan untuk pemenuhan kebutuhan
manusia, hewan, dan tumbuhan lain.
2. Kemungkinan
penyebab keragaman genetika adalah faktor genetik dan faktor nongenetik
(lingkungan). Contoh, dari segi lingkungan: terdapat dua tumbuhan sejenis,
tumbuhan pertama tumbuh ditempat yang banyak mengandung air dan sinar matahari
tercukupi, sementara yang lain tumbuh ditempat yang kurang air dan kurang
mendapat cahaya karena dihalangi tumbuahan lain yang lebih besar. Maka
kemungkinan tumbuhan pertama akan tumbuh lebih pesat, sehingga ukuran batang
dan lebar daun akan berbeda dari tumbuhan lainnya.
3. Kita
bisa mengetahui penyebab keragaman karena genetik atau lingkungan adalah dengan
beberapa cara, ada dengan mencari penyebab faktor variasi, kemudian
dideskripsikan apakah variasi tersebut sudah ada sejak individu tersebut masih
sangat keci( bahkan embrio) atau belum, jika sudah ada maka itu merupakan
variasi akibat faktor genetik, jika tidak itu merupakan variasi akibat faktor
lingkungan. Cara lainnya adalah dengan membandingkan sifat beda yang ditemukan
terhadap induknya, jika sifat beda tersebut terdapat pada induknya maka itu
merupakan variasi akibat faktor genetik, jika tidak itu merupakan variasi
akibat faktor lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
Cummings, Michael R.
2011. Human Heredity : Principles and Issues, Ninth Edition. New York : Brooks/Cole Cengage Learning.
Stansfield, William D.
1983. Genetika, Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Starr, Cecie and
Beverly McMillan. 2010. Human Biology, Eighth Edition. New York :
Brooks/Cole Cengage Learning.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.
Comments
Post a Comment