LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA VIII
MITOSIS DAN
MEIOSIS
Oleh
:
Nama : Advent Fika Sitanggang
NPM
: E1J014044
Dosen
Pembimbing : Dr.Ir.Catur Herizon
Co.ass : Hevia Purnama
Sari
Hari,Tanggal : Selasa, 21 April 2015
Shift : 14.00-16.00 WIB
PROGRAM
STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Mitosis
adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan
pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu.
Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi:
profase, metafase, anafase, dan telofase. P sel paling banyak dijumpai pada
bagian akar yaitu ujung akar. Pada mitosis, bahan inti sel terbagi sedemikian
rupa sehingga dari satu sel dihasilkan dua buah sel anakan. Mitosis merupakan
alat untuk duplikasi teratur (dalam fase S) dan pemisahan (pada anafase)
kromosom. Biasanya, mitosis diikuti dengan pembelahan sel yang disebut dengan
sitokenesis dimana sel akan terpisah menjadi dua (Kimball, 1999).
Pada mitosis
setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang
masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel
induknya. Proses terjadinya mitosis terbagi ke dalam 5 fase, yaitu interfase,
profase, metafase, anafase dan telofase, seperti tampak pada gambar berikut :
·
Interfase
adalah fase dimana inti sel nampak keruh dan nampak benang-benang kromatin yang
halus, kromosom yang diduplikasi pada fase S belum terlihat secara individual
karena belum terkondensas (Campbell, 2010:248).
·
Profase
adalah fase dimana benang- benang kromatin memendek dan menebal, terbentuklah
kromosom. Gelendong mitotik mulai terbentuk, setiap kromosom terduplikasi
tampak sebagai kromatid identik yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang
lengannya oleh kohesin (kohesi kromatid saudara) (Campbell,2010: 248).
Proses terjadinya fase profase
ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya
pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal
(http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
·
Metaphase
merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20
menit (Campbell,2008: 249).
Kromosom kromosom menempatkan diri
di bidang tengah dari sel.
Ciri utama
fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini
dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat
sentromer mikrotubula bertumpu (http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
·
Anafase
merupakan tahap pembelahan yang paling singkat terjadi, biasanya hanya beberapa
menit (Campbell.2008: 249).
Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri
dan bergerak menuju kutub dari sel yang berlawanan. Tiap
kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat yang sama dengan sel
induknya, sejak saat itu kromatid-kromatid tersebut menjadi kromosom baru.Pada
fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada
masing-masing kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom
(http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
·
Telofase
merupakan tahap
terakhir saat nukleus-nukleus anakan terbentuk dan sitokinesis telah dimulai.
Dengan ciri dimana di tiap kutub sel
terbentuk stel kromosom yang identik.
Selaput gelendong inti lenyap dan
dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi dua
bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel (Campbell.2010: 249).
Telofase adalah fase finisiong,
dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada
telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak.
Sedang pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah (http://biologi.unnes.ac.id/web_bio).
Sel tumbuhan
di definisikan sebagai unit dasar yang universaldari suatu struktur organik.
Struktur yang membedakan sel tumbuhan denfan sel yang lain adalah keberadaan
dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan
membran sel (Hartanto Nugroho, 2010).
Tumbuhan
pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat banyak, tumbuhan
mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut juga dengan mitosis
(Susetyoadi,2004).
Perkembangan individu baru dimulai saat terjadi fertilisasi yaitu
peleburan dua sel gamet yaitu ovum dengan spermatozoa. Gamet dihasilkan pada
proses gametogenesis dari kedua induknya. Selama gametogenesis terjadi
pembelahan meiosis. Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi karena
pengurangan jumlah kromosom dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n).
Proses meiosis terdiri atas dua pembelahan sel yang berurutan yaitu tahap
meiosis I dan meiosis II tanpa diseling interfase. Pembelahan meiosis ini
memiliki sifat-sifat berikut:
1. Pembelahan berlangsung dua kali.
2. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
3. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n (haploid).
4. Sifat sel anak berbeda dengan sel induknya.
5. Terjadi pada sel kelamin (sel gamet).
6. Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson tetap. (Sri Badiati, 2007)
1. Pembelahan berlangsung dua kali.
2. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
3. Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n (haploid).
4. Sifat sel anak berbeda dengan sel induknya.
5. Terjadi pada sel kelamin (sel gamet).
6. Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson tetap. (Sri Badiati, 2007)
Pembelahan meiosis lebih kompleks
dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi dua kali siklus pembelahan.
Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi kromosom secara
bebas. Meiosis
dapat dipandang sebagai dua siklus yang amat termodifikasi dan berlangung
secara berurutan. Dalam satu siklus meiosis terjadi satu kali replikasi DNA dan
dua kali pembelahan sitoplasma sehingga akan dhasilkan empat produk haploid
yang tak satu pun identik secara genetik.
1.2 Tujuan
1. Mengamati tahapan yang ada dalam
proses mitosis.
2. Memahami fungsi asetokarmin untuk
mengamati proses mitosis.
3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan
setiapa fase yang ada panda proses mitosis.
4. Untuk mempelajari fase-fase dalam
meiosis.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
ü Mikroskop
ü Kaca objek
ü Kaca penutup
ü Pinset
ü Pisau atau
silet
ü Larutan 1 M
HCl
ü Bunga
discolor(masih kuncup)
ü lampu spirtus
ü minyak
emerson
ü Akar bawang
ü Alkohol 70%
ü Larutan acetocarmine
2.1 Metode praktikum
a. cara kerja mitosis
1. Teteskan larutan 1 M HCl di atas gelas pengamat secukupnya.
2. Letakkan potongan akar bawang sepanjang 1 cm di atanya lebih kurang 5
menit.
3. Amil ujung akar yang sudah lunak tersebut dan pindahkan ke gelas
objek yang sebelumnya telah
ditetesi acetocarmine.
4. Cacah potongan akar yang sudah lunak itu, tetapi jangan sampai
akarnya terputus.
5. Tutup gelas objek dengan gelas penutup.
6. Lewatkan gelas objek tersebut di atas api alcohol, jangan sampai
mendidih. Kemudian tekan dengan ibu jari setelah slide dibalik.
7. Teteskan minyak emerson diatas gelas penutup untuk memperjelas
pengamatan.
8. Amati objek menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10X, 40X, dan
100X.
9. Gambar fase-fase mitosis yang ditemukan.
b. cara kerja meiosis
1. Buka kuncup
bunga dan ambil antheranya, pindahkan ke kaca obyek.
2.
Tetesi
dengan acetocarmine dan lakukan diatas nyala api lampu spirtus (jangan sampai
mendidih), bila perlu tambahkan lagi acetocarmine nya (jangan sampai kering)
3.
Tutup
sediaan tersebut dengan kaca penutup dan squash atau tekan sambil didorong ibu
jari.
4.
Amati dengan
mikroskop sampai perbesaran maksimum untuk setiap ukuran bunga.
5. Gambar hasil pengamatan yang dilakukan
BAB III
HASIL PENGAMATAN
a.
Gambar proses mitosis
b. Gambar proses meiosis
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam mengamati proses mitosis digunakan
sel akar bawang karena sel bawang merupakan
sel yang bersifat meristematis yakni sel yang aktif membelah maka dari itu akan
terlihat proses mitosis pada bagian ini.
Sebelum mengamati sel yang mengalami
pembelahan mitosis, ada beberapa perlakuan yang dilakukan pada akar bawang merah. Pertama akar bawang merah di rendam dalam HCl selama 5 menit. Perendaman dengan HCl juga berfungsi untuk melunakkan
dinding sel agar
mempermudah masuknya zat pewarna dan memperamudah saat pemotongan. Selain itu
pemberian asa HCl juga dapat memperjelas batas tudung akar dengan sel-sel
diatasnya. Tudung akar akan terlihat lebih putih
dibandingkan bagian lain dari akar bawang.
Perlakuan berikutnya pemberian
acetocarmin, acetocarmin adalah pewarna yang fungsinya untuk memberi pigmen
kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati dan kemudian di lanjutkan dengan pembakaran menggunakan
lampu spritus.
Dalam pengamatan yang
dilakukan tidak tampak jelas proses mitosis yang berlangsung. Hal ini mungkin
terjadi karena pada saat praktikum dilaksanakan sudah melewati jam saat akar
bawang melakukan proses mitosis. Yang tampak saat pengamatan dilakukan hanyalah
sel-sel bawang dengan intinya saja.
Pada tahap awal praktikum, sediaan kuncup
bunga discolor direndam dengan larutan former yang bertujuan untuk menghentikan proses pembelahan
meiosis agar kromosom dapat diamati saat bunga itu dipetik atau pada saat sel
telur diambil (proses fiksasi). Lalu fungsi dari alcohol 70% adalah untuk
mempertahankan kondisi benang sari dan asam asetat berfungsi untuk melunakan
dinding sel agar mudah diamati serta pewarna acetocarmine yang berfungsi agar
preparat mudah untuk diamati tahap demi tahapnya.
Berikut
adalah tahapan- tahapan pada proses meiosis :
a.
Tahap
Profase 1
Tahap profase pada meiosis berbeda dengan mitosis, yaitu bahwa
kromosom-kromosom homolog membentuk pasangan, yang dinamakan bivalen. Proses
berpasangannya kromosom homolog dinamakan sinapsis. Kemudian setiap anggota
bivalen membelah memanjang, sehingga terbentuklah 4 kromatid. Ke empat kromatid
padad satu bivalen dinamakan tetrad. Selama sinapsis, dapat terjadi pindah
silang (crossing over), yaitu peristiwa penukaran segmen
dari kromatid-kromatid dalam sebuah tetrad.
.
Tahap
Metafase I
Pada tahap metafase terjadi proses-proses berikut.
1.
Benang
gelendong menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada sentromer.
2.
Sentromer
dari bivalen terdapat pada bidang metafase yang merupakan pasangan
kromosom, bukan merupakan kromosom tunggal seperti pada metafase dari
mitosis.
3. Berderetnya
bivalen ini secara rambang, dalam hubungannya dengan kromosom yang berasal
dari pihak ayah dan pihak ibu. Pengaturan kromosom pada metafase ini
adalah akibat pengaruh genetik.
c. Tahap
Anafase I
Pada tahap anafase I terjadi tahap-tahap berikut.
1. Pemisahan
kromosom homolog selesai kemudian kromosom bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Sentromer tidak membelah dan bagian kromosom yang tertukar
bergerak bersama di mana bagian itu baru saja melekat. Masing-masing
kromosom sekarang mempunyai dua kromatid.
2. Pengaturan
kromosom homolog dan perpindahannya ke arah kutub benang gelendong ini
secara kebetulan dan merupakan dasar hukum pemisahan bebas dan segresi
dari Mendel. Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom
homolog diberi simbol A dan a, maka gen-gen ini akan memisah ke kutub yang
berlawanan. Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom
homolog lain diberi simbol B dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah
secara bebas.
d.
Telofase I
1.
Telofase
merupakan tahap yang terjadi proses-proses berikut :
Telah terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing kromosom ini terdiri dari dua kromatid.
Telah terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing kromosom ini terdiri dari dua kromatid.
2.
Tahap ini
sangat berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lain. Pada beberapa sel
tanaman terbentuk selaput inti dan nukleolus muncul kembali, sedang pada
yang lain tidak terbentuk selaput inti. Replikasi DNA tidak terjadi lagi,
tetapi sintesis protein dapat berlangsung terus.
Tahap
pembelahan meiosis II terdiri atas tahap-tahap berikut:
a.
Profase II
Pada tahap profase II terjadi proses-proses antara
lain:
1. kromosom menjadi pendek dan tebal kemudian menjadi kelihatan lagi;
2. kromosom-kromoson ini mulai bergerak ke bidang metafase.
1. kromosom menjadi pendek dan tebal kemudian menjadi kelihatan lagi;
2. kromosom-kromoson ini mulai bergerak ke bidang metafase.
b.
Tahap
Metafase II
Pada tahap metafase II ini terjadi proses-proses
antara lain:
1. kromosom kelihatan, terdiri atas dua
kromatid;
2. penyebaran kromatid ke arah kutub
secara rambang;
3. sentromer melekat pada benang gelendong;
4 sentromer mulai membelah.
c.
Tahap
Anafase II
Pada tahap
anafase II ini terjadi proses antara lain:
1. sentromer dari masing-masing kromosom telah membelah dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom;
2. kromosom baru itu bergerak menuju kutub.
1. sentromer dari masing-masing kromosom telah membelah dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom;
2. kromosom baru itu bergerak menuju kutub.
d.
Tahap
Telofase II
Pada tahap
telofase II ini terjadi proses antara lain:
1. selaput inti terbentuk mengelilingi empat hasil pembelahan;
2. bentuk kromosom tidak jelas;
3. masing-masing inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom, keadaan haploid;
4. terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan gamet.
1. selaput inti terbentuk mengelilingi empat hasil pembelahan;
2. bentuk kromosom tidak jelas;
3. masing-masing inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom, keadaan haploid;
4. terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan gamet.
Pembelahan meiosis ini
menjadi penting karena dapat mempertahankan jumlah kromosom suatu individu
tetap diploid. Artinya, ketika terjadi peleburan sel kelamin jantan dan betina
yang masing-masingnya haploid, akan terbentuk individu diploid. Hasil akhir
dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan memerlukan sedikit
waktu untuk berkembangn menjadi gamet. Proses ini disebut maturasi.
Dalam pengamatan yang
dilakukan tidak tampak jelas proses meosis yang berlangsung. Hal ini
dikarenakan keadaan waktu yang tidak mencukupi saat praktikum.
BAB V
KESIMPULAN
ü Fase yang kami amati umumnya berada dalam
fase profase.
ü Fungsi asetokarmin
adalah untuk member zat warna pada kepada sel-sel akar
bawang sehingga mudah untuk diamati.
ü
Pada proses meiosis terjadi
2 kali pembelahan sel, yaitu Meiosis I dan Meiosis II, yang masing-masing
disertai oleh tahapan profase, metafase, anafase, telofase. Meiosis I merupakan
pembelahan reduksi (reductional division) karena terjadi pengurangan jumlah
kromosom sedangkan meiosis II adalah pembelahan penyamaan (equational division)
karena mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti
haploid..
ü
Mikrosporogenesis
atau pembentukan serbuk sari terjadi setelah proses meiosis pada sel tercapai
secara sempurna. Tahap yang mengakhiri proses meiosis tersebut adalah telofase
II.
ü
Hasil pengamatan
mendapatkan fase telofase II , pada tahap ini nuclei terbentuk pada kutub sel
yang berlawanan, dan terjadi sitokinesis. Pada akhir sitokinesis terdapat 4 sel
anak, masig-masing dengan jumlah haploid dari kromosom yang tidak direplikasi.
ü
Pembuatan sediaan(preparat)
dengan metode squash atau menekan bahan yang akan digunakan
sampai terbentuk lapisan yang sangat tipis sehingga bagian sel yang ingin
diamati terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiati,
Sri. 2007. Buku Ajar Genetika Ternak. Bandung : Sri Lestari Network.( diakses panda tanggal 25 April 2015)
Campbell, Reece.
2010. Biologi jilid 1 edisi kedelapan. Erlangga: Jakarta.( diakses panda tanggal 25 April
2015)
Kimball. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta.( diakses panda tanggal 25 April 2015)
Nugroho, L.
Hartanto, Dkk. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta :
Penebar Swadaya.( diakses panda tanggal 25 April
2015)
Comments
Post a Comment