LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
BUDIDAYA TANAMAN
KANGKUNG
( Ipomoea
reptans )
OLEH:
Nama :
Advent Fika Sitanggang
NPM :
E1J014044
Co.ass :
Wirry Latiffan
Shift :
Selasa, 08.00-09.40 WIB
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir dapat dipastikan masarakat
Indonesia sudah mengenal sayuran kangkung. Tanaman ini diduga berasal
dari daerah tropis, terutama dikawasan afrika dan asia. Daerah penyebaran
tanaman kangkung pada mulanya terpusat (terkonsentrasi) dibeberapa tempat atau
Negara. Antara lain Malaysia, dan sebagian kecil di Australia. Dalam
perkembangan selanjutnya, tanaman ini meluas cukup pesat didaerah asia
tenggara.
Kangkung ( Ipomoea
reptans )
Diviso
: Spermatophyta
Sub-divisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Family
: Convolvulaceae
Genus
:Ipomeae
Spesies
: Ipomeae aquatic reptans Poir (kangkung darat).
Kapan tanaman kangkung masuk ke wilayah Indonesia ? belum diketemukan
perincian data atau informasi yang pasti, namun penanamannya telah meluas
diberbagai daerah diseluruh wilayah nusantara. Pada tahun 1985 terdapat luas
areal pertanaman kangkung nasional 41.953 hektar, namun tahun-tahun
berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha
(1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai
2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660 ton/ha (1990).
Pada prinsipnya setiap orang boleh
mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan
sekitar 100 gram. Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa
garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr,
karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin
A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
Karena berbagai kandungan itu
kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar
kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran
bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung.
Sifat-sifatnya inilah yang membuat
kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak,
mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing
sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan wasir
berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul,
kapalan, dan radang kulit bernanah.
Syarat Pertumbuhan Tanaman Kangkung
- Tanaman ini dapat tumbuh dengan
baik sepanjang tahun.
- Kangkung darat dapat tumbuh
pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
- Jumlah curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.
- Pada musim hujan tanaman
kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya
tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat
menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/ladang yang agak rimbun.
- Tanaman kangkung membutuhkan
lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang
terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)
tetapi kurus-kurus.
- Kangkung sangat kuat menghadapi
panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak
terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
- Suhu udara dipengaruhi oleh
ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara
turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas,
maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai
konsumen.
- Kangkung darat menghendaki
tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak
dipengaruhi keasaman tanah.
- Tanaman kangkung darat tidak
menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk.
Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
- Tanaman kangkung membutuhkan
tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan
tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
- Kangkung dapat tumbuh dan
berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi
(pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air,
kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah
maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur
aduk.
Ada dua varietas kangkung, yakni
kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung
air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Kangkung
darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan
batangnya lebih kecil dibandingkan kangkung air. Kangkung air berbunga putih
kemerahan dengan batang berwarna hijau.
Penanaman kangkung dalam praktikum kali ini dilakukan supaya praktikan
dapat memperoleh pengalaman dan
keterampilan dalam menanam dan juga merawat tanaman kangkung sampai dapat
dipanen. Karena tanaman kangkung tergolong tanaman sayur yang cukup mudah untuk
dibudidayakan.
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu
4-6 minggu sejak dari benih.
1.2 Tujuan praktikum
Tujuan
dari praktikum tentang praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budidaya
kangkung darat dengan baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan
lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman yang
akan dibudidayakan. Sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media
perkembangan perakaran tanaman. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis
yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis (Anonim, 2010).
Faktor
paling utama terkait dalam hal pertumbuhan tanaman adalah tanah, energi
penyinaran dan udara. Fungsi utama tanah antara lain penyedia unsur mineral,
medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan hara, penyedia air, tempat
berpegang, bertumpu atau berjangkarnya tanaman untuk tegak. Struktur tanah yang
baik yaitu remah sangatlah penting untuk pertumbuhan (Harjadi, 1994).
Sebelum
kita melakukan pengolahan tanah dan penanaman, harus kita ketahui terlebih
dahulu luas tanah yang akan ditanami. Petak-petak lahan tanah harus diukur
terlebih dahulu. Bentuk petak lahan yang tidak beraturan harus lebih
mendapatkan perhatian. Pengukuran luas lahan itu berguna untuk mengetahui
berapa jumlah benih yang dibutuhkan bagi lahan yang hendak ditanami, sebelum
penebaran benih (Aak, 1991).
Sebelum
jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma
seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar
akarnya. Gulma itu dibakar, abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk
kesuburan tanah. Gulma jangan dikubur, karena dikawatirkan akan munculnya hama
seperti rayap dan semut. Selain itu, alang alang dan rumput teki bisa tumbuh
kembali apabila hanya dikubur di dalam tanah. Selain gulma, pohon pohon besar
yang tumbuh di sekitar lahan dan berpotensi menghalangi masuknya sinar
matahari; untuk jagung melakukan proses fotosintesis, juga perlu ditebang
(Danarti dan Sri Najiyati).
Benih
yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas merupakan satu faktor penting
yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka sebelum menanam
hendaknya memilih benih yang bagus secar fisik. Ciri-ciri fisik benih yang
bagus antara lain: (1) biji mengkilap, (2) tidak keriput, (3) tidak cacat, (4)
warnanya normal pada umumnya. Benih digolongkan menjadi dua yaitu antara lain
(1) benih kering yaitu benih yang lazimnya dihasilkan pembiakan tanaman secara
generatif yang biasanya dari biji atau dari buah kering yang berkadar air
sekitar 7-16%. (2) benih lembab yaitu benih yang mengandung air, yang
dihasilkan dari pembiakan vegetatif dan mengandung air sebanyak 70-85% (Aak,
1990).
Benih
yang baik harus memenuhi syrat sebagai berikut: benih utuh, artinya tidak luka
atau tidak cacat, benih harus bebas hama dan penyakit, benih harus murni, benih
diambil dari yang unggul atau stek yang sehat mempunyai daya kecambah 80%,
benih yang baik akan tenggelam apabila direndam dalam air, dan benih tidak
keriput dan mengkilat dengan warna normal .
Berat
benih berpengaruh terhadap kecepatan terhadap kecepatan pertumbuhan dan
produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan
dan berat tanaman pada saat dipanen. Benih bermutu merupakan syarat utama untuk
mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas,
kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki.
Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan
yang seragam. (Seiriam, 2001).
Presentase
perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh
benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
Metode perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan
presentase perkecambahan total. Proses perkecambahan benih merupakan suatu
rangkaian komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.
Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air
oleh benih, melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974).
Jumlah
benih yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya hidup
(viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Untuk banyak spesies,
dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung manis
dan okra) hanya satu benih saja yang harus ditanam (William, 1993).
Jenis Tanaman Budidaya
Kangkung Darat
Kangkung
darat (Ipomoea reptana) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.
Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili
Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan
sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1)
Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan
2)
Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah (Dasista, 2010).
Tanaman
ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada
daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim
hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di
sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya
kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka
atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di
tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas. Suhu udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 10C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu
panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras (Anonim, 2011).
Pemangkasan
adalah suatu upaya yang penting karena organ-organ baru terbentuk secara khusus
dari bahan-bahan yang tersimpan dalam proses pemangkasan dan hidup batang
terjamin setelah adanya penyambungan bagian yang terpotong (Andregemn, 1994).
Pemangkasan
produksi dilakukan dengan memangkas cabang untuk merangsang terbentuknya tunas
vegetatif-generatif sehingga bidang percabangan lebih luas dan memungkinkan
untuk meningkatkan produksi. Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap tunas
tumbuh perpucuk (Hidayat, 2005).
Panen
dilakukan sore hari, dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Panen pertama
dapat dilakukan pada hari ke-12 dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm atau
ketika berumur 27 hari. Cara memanen menggunakan alat pemotong, pangkas
batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau
meninggalkan 2-3 buku tua. Dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai
akar. Selama panen, lahan harus tetap lembab. Panen dilakukan 2-3 minggu
sekali, setelah 5-11 kali panen produksi panen akan menurun baik secara
kuantitatif maupun kualitatif (Suprapto, 1986).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07 Maret hingga 15 April 2015, dengan lokasi praktikum yang dilaksanakan di kebun percobaan fakultas
pertanian di bagian belakang Peternakan UNIB.
3.2 Alat dan Bahan
-
Alat
Alat yang digunakan dalam
praktikun antara lain:
Cangkul, sabit, meteran, ajir, tali raffia, kantong plastic, timbangan,
penuntun praktikum, dan alat tulis.
-
Bahan
Bahan yang digunakan antara lain : benih kangkung, pupuk Urea, kompos dan SP 36.
3.3 Perlakuan
Perlakuan yang dicoba adalah Penambahan pupuk Urea, dan SP 36 pada budidaya kangkung.
3.4 Cara kerja:
1. Membersihkan lahan dari gulma atau sisi-sisa tanaman yang
ada.
2. Melakukan
pengelolan tanah dengan cara digemburkan dan diratakan.
3. Membuat bedengan berukuran 3,0 m x 2,0 m. Sebagai pembatas antar
bedengan dibuatlah siring berukuran lebar 50 cm dan dalam 30 cm.
4. Menaburkan pupuk kandang yang telah matang
pada bedengan secara merata dengan dosis 15 ton/hektar. Bedengan kemudian
dicangkul kembali agar pupuk kandang tercampur merata.
5. Membuat lobang tanam menggunakan tugal
dengn ukuran jarak tanam 10 x 15 cm, deng kedalam 1,5 cm.
6. Menanam 2 butir benih kangkung per lubang
tanam.
7. Beri pupuk N 50 kg/hektar,kompos 20
kg/petakan, dan KCl 25 kg/hektar.
8. Memilih
20 sampel tanaman setelah tanaman dapt diukur tinggi dan jumlah daunnya.
3.5 Perawatan :
a. Melakukan penyiraman setiap hari jika
tanah tidak lembab.
b. Melakukan pengendalian gulama secara
manual (mekanik) dengan cara mencabuti semua gulma yang tumbuh pada petakan
tersebut.
c. Melakukan pengendalian hama secara manual
dengan cara menangkap dan membunuh hama yang menyerang tanaman.
d. Melakukan pemanenan pada umur 4-5 minggu setelah tanam dengan cara mencabut seluruh tanaman.
3.6 Pengamatan :
Untuk
memperoleh data yang akan dibuat dalam pembuatan laporan, melakukan pengamatan
secara cermat terhadap peubah pertumbuhan dan hasil tanam yang meliputi:
a. Tinggi tanam.
Menukur tinggi tanaman dari pangkal batang/
permukaan tanah hingga titik tumbuh pada pucuk tertinggi terhadap 20 tanam sampel (contoh) yang mewakili
populasi dengan penentun secara acak.
b. Jumah
daun per tanaman
Menghitung jumlah
seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman
sampel.
c. Luas
daun pertanaman, melakukan luas daun pertanaman dengan cara sebagai berikut:
-
Memetik seluruh daun yang berwarna hijau dan telah
membuka sempuna dari setiap tanaman sampel, lalu menimbang dan mencatat (P
gram).
-
Mengambil 10 helai daun yang telah berukuran>10
cm, lalu ditumpuk dengan rapi.
-
Meletakkan sepotong kertas berukuran 2cm x 2cm
di atas tumpukan daun tesebut posisinya di tengah helaian.
-
Memotong secara vertical tumpukan daun tersebut,
tepat disisi tepian potongan kertas.
-
Menghitung luas daun per tanaman dengan rumus sebagai
berikut : x
d. Berat
segar per tanaman
e. Berat
tanaman per petakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
a.
Jumlah Benih
Jarak
tanam = 10 x 20 cm
Maka, jumlah benih kangkung yang
dibutuhkan =300 benih/petakan,karena tiaplobang diberi 2
benih maka,2 x 300 benih = 600 benih/petakan.
b.
Dosis
pupuk
Urea
L=1 ha=10000 m2
Pupuk urea =100 kg
Yang dibutuhkan 1 m2
=100/10.000 =0,01 Kg/m2
Untuk 1 petak = 6 m2 x 0,01 kg
= 0,06 kg =600 gram/petakan.
c.
Daya
Tumbuh
Daya Tumbuh
x 100 % = 82,3 %
d.
Tinggi Tanaman
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Minggu 4
|
Minggu 5
|
1
|
-
|
-
|
-
|
39
|
44
|
2
|
-
|
-
|
-
|
49
|
53
|
3
|
-
|
-
|
-
|
34
|
38
|
4
|
-
|
-
|
-
|
40
|
43
|
5
|
-
|
-
|
-
|
32
|
35
|
6
|
-
|
-
|
-
|
29
|
33
|
7
|
-
|
-
|
-
|
39
|
42
|
8
|
-
|
-
|
-
|
38
|
45
|
9
|
-
|
-
|
-
|
44
|
48
|
10
|
-
|
-
|
-
|
49
|
60
|
11
|
-
|
-
|
-
|
40
|
44
|
12
|
-
|
-
|
-
|
48
|
52
|
13
|
-
|
-
|
-
|
40
|
44
|
14
|
-
|
-
|
-
|
54
|
58
|
15
|
-
|
-
|
-
|
44
|
46
|
16
|
-
|
-
|
-
|
36
|
39,5
|
17
|
-
|
-
|
-
|
42
|
46,5
|
18
|
-
|
-
|
-
|
36
|
40
|
19
|
-
|
-
|
-
|
50
|
55
|
20
|
-
|
-
|
-
|
40
|
45
|
e.
Jumlah Daun kangkung
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Minggu 4
|
Minggu 5
|
1
|
-
|
-
|
-
|
20
|
24
|
2
|
-
|
-
|
-
|
28
|
32
|
3
|
-
|
-
|
-
|
27
|
30
|
4
|
-
|
-
|
-
|
14
|
16
|
5
|
-
|
-
|
-
|
24
|
27
|
6
|
-
|
-
|
-
|
14
|
17
|
7
|
-
|
-
|
-
|
22
|
25
|
8
|
-
|
-
|
-
|
26
|
30
|
9
|
-
|
-
|
-
|
34
|
38
|
10
|
-
|
-
|
-
|
23
|
32
|
11
|
-
|
-
|
-
|
30
|
33
|
12
|
-
|
-
|
-
|
29
|
25
|
13
|
-
|
-
|
-
|
30
|
31
|
14
|
-
|
-
|
-
|
27
|
30
|
15
|
-
|
-
|
-
|
27
|
30
|
16
|
-
|
-
|
-
|
12
|
14
|
17
|
-
|
-
|
-
|
24
|
27
|
18
|
-
|
-
|
-
|
16
|
18
|
19
|
-
|
-
|
-
|
23
|
27
|
20
|
-
|
-
|
-
|
26
|
30
|
f.
Bobot tanaman per Sampel
Sampel
|
Minggu 5 (gr)
|
1
|
25,6
|
2
|
34,2
|
3
|
28,6
|
4
|
24,9
|
5
|
26,1
|
6
|
23,1
|
7
|
33,6
|
8
|
26,1
|
9
|
21,2
|
10
|
35,0
|
11
|
31,8
|
12
|
26,0
|
13
|
30,9
|
14
|
25,4
|
15
|
33,1
|
16
|
23,0
|
17
|
25,4
|
18
|
23,6
|
19
|
39,1
|
20
|
28,1
|
g.
Bobot daun per sampel
Sampel
|
Berat (g)
|
1
|
5.6
|
2
|
14.2
|
3
|
8,6
|
4
|
4,9
|
5
|
6,1
|
6
|
3,1
|
7
|
13,6
|
8
|
6,1
|
9
|
11,2
|
10
|
15,0
|
11
|
11,8
|
12
|
6,0
|
13
|
10,9
|
14
|
5,4
|
15
|
13,1
|
16
|
3,0
|
17
|
5,4
|
18
|
3,6
|
19
|
19,1
|
20
|
8,1
|
h.
Luas daun (sampel)
L = 4,5 cm ; p = 5 c
·
Luas = p x l =
4,5 cm x 5 cm
= 22,5 cm2
·
Berat rata-rata
sampel = 8,74 gr
·
Luas daun per sampel : x
1)
Sampel 1: x 22.5 cm2 = 14,41 cm2
2)
Sampel 2: x 22.5 cm2 = 36,55 cm2
3)
Sampel 3: x 22.5 cm2 = 22,13 cm2
4)
Sampel 4: x 22.5 cm2 = 12,61 cm2
5)
Sampel 5: x 22.5 cm2 = 15,70 cm2
6)
Sampel 6: x 22.5 cm2 = 7,98 cm2
7)
Sampel 7: x 22.5 cm2 = 30,01 cm2
8)
Sampel 8: x 22.5 cm2 = 15,70 cm2
9)
Sampel 9: x 22.5 cm2 = 28,83 cm2
10) Sampel 10: x 22.5 cm2 = 38,61 cm2
11) Sampel 11: x 22.5 cm2 = 30,37 cm2
12) Sampel 12: x 22.5 cm2 = 15,44 cm2
13) Sampel 13: x 22.5 cm2 = 20,06 cm2
14) Sampel 14: x 22.5 cm2 = 13,90 cm2
15) Sampel 15: x 22.5 cm2 = 33,74 cm2
16) Sampel 16: x 22.5 cm2 = 7,73 cm2
17) Sampel 17: x 22.5 cm2 = 13,90 cm2
18) Sampel 18: x 22.5 cm2 = 9,26 cm2
19) Sampel 19: x 22.5 cm2 = 49,17 cm2
20) Smapel 20: x 22.5 cm2 = 20,85 cm2
i.
Bobot tanaman kangkung per petak
Bobot tanaman setelah dipanen seluruhnya adalah 8,11
kg dan masih dalam keadaan basah.
j.
Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Pada Minggu ke 4 dan ke 5 dilakukan pengamatan
terhadap tanaman kangkung. Pngamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan
tinggi batang kangkung dan jumlah daunnya. Pengukuran tinggi batang
dapatdilakukan dengan menggunakan mistar. Berikut grafik tinggi tanaman
kangkung pada minggu ke 4 dan ke 5.
Grafik Tinggi Tanaman Kangkung
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan
tinggi tanaman pada Minggu 5 terlihat cukup cepat.
4.2.
Pembahasan
Dalam praktikum Dasar-Dasar Agrnomi UNIB tahun 2015
ini, dilakukan pembudidayaan terhadap kangkung darat, yang dilaksanakan pada
tanggal 07 Maret 2015, di kebun percobaan UNIB fakultas Pertanian di belakang
laboratorium Agribisnis UNIB. Kegiatan budidaya ini dilakukan supaya para
praktikan mampu dan mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman kangkung
yang baik dan benar.
Pembudidayaan tanaman ini dilakukan pada petakan
berukuran 2m x 3m dengan jarak tanam 10cm x 20cm. sebelum dilakukan penanaman
benih kangkung, setiap praktikan harus membersihkan setiap petakan dari gulma
maupun tumbuhan liar yang ada di sekitar petakan menggunakan cangkul.
Setelah petakan dibersihkan kemudian gemburkan tanah dengan
menggunakan cangkul. Kemudian setelah digemburkan, tanah dicampur dengan pupuk
kompos, agar tanah kembali subur. Pencampuran kompos dilakukan dengan merata
supaya kangkung yang ditanam dapat tumbuh dengan merata. Kemudian petakan
diukur sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan menggunakan meteran, dan ajir
ditancapkan disetiap sudut petakan yang dihubungkan menggunakan tali raffia,
untuk memberikan batas pada petakan. Selanjutnya jarak tanam diukur pada
petakan.
Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi
masih memberikan keleluasaan untuk berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang
optimal. Harjadi (1989) menyatakan bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal
menyebabkan faktor-faktor pokok dari lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pembagian sinar, penyerapan unsur hara,
kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara optimal.
Setelah
jarak tanam diukur, kemudian dilakukan penanaman benih, dalam satu lobang diisi
dua benih kangkung. Penyiraman perlu dilakukan setelah benih ditanam. Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang
intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan
tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi
pada tanaman hingga siap panen. Namun dalam penanaman kali ini, kangkung yang sudah tumbuh selama lima
belas hari diberi pupuk urea dan SP6 masing-masing sebanyak 30 dan 15 gram.
Pemeliharaan
selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat
memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi,
daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin,
setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang
hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya
intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal
selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat
adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran
benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga
potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma
tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh
Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil penelitiannya yang menyatakan perbedaan
jumlah daun menunjukkan bahwa pada perlakuan jarak tanam tersebut sudah terjadi
persaingan antar individu dalam hal cahaya, unsur hara dan air sehingga
pertumbuhan perakaran terganggu, mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu,
khususnya pembentukan daun. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Kramer
(1969) yang menyatakan bahwa pertumbuhan bagian tanaman diatas permukaan tanah
tergantung oleh pertumbuhan sistem perakaranya.Lebih lanjut dapat diterangkan
bahwa pembentukan daun dapat ditentukan oleh faktor lingkungan antara
lain iklim dan tanah, pada saat memasuki fase pembentukan daun, tanaman lebih
banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya
matahari.
Pada tanggal 15 April kangkung yang ditanam siap untuk
dipanen. Dalam pemanenan, dua puluh sampel dicabut terlebih dahulu dan di
timbang bobotnya. Kemudian sisanya dicabut juga dan ditimbang bobotnya untuk
menentukan berat kangkung per petakannya. Dan dari hasil yang didapat, kangkung
yang saya tanam memiliki bobot basah 8,11 kg, dengan rata-rata tinggi tanaman
43,35 cm dan rata-rata jumlah daun 25 helai. Bila dibandingkan dengan hasil
teman saya Desti, dengan berat, dan rata-rata tinggi tanamannya yaitu 19,47 cm
dan rata-rata jumlah daun 28 helai, berarti pemberian pupuk yang sama banyaknya
belum tentu memberikan hasil yang hampir sama banyak.
LAMPIRAN
Pembukaan
lahan dengan membersihakan lahan dari gulma maupun tanaman liar.
Pengukuran petakan, penggemburan
tanah dan pemberian pupuk kompos.
Penanaman
benih kangkung.
Penyiraman tanaman kangkung yang dilakukan minimal
satu kali dalam sehari.
BAB V
KESIMPULAN
·
Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pemberian pupuk yang sama tidak berarti memberikan hasil denga berat yang
sama dengan yang lainnya.
·
Faktor kesuburan tanah sangat mempengaruhi produksi.
·
Jumlah dan juga sangat mempengaruhi besarnya produksi,
karena efisien dalam fotosintesis.
·
Penyiraman dan penyiangan juga berpengaruh terhadap
produksi tanaman, karena dengan dilakukannya penyiangan maka jumlah gulma dapt
dikendalikan agar tanaman dapat memperoleh hara yang cukup karena berkurangnya
saingan.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1991. Teknik Bercocok Tanam Di Lahan Kering.
Yogyakarta.
Anonim.http://anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html
Dasista.
2010. Cara Menanam Kangkung Darat. http://dasistalovers.wordpress.com.
Hidayat,
Ramdan. 2005. “Pengaruh Pemangkasan Produksi dan Kombinasi Dosisi Pupuk Buatan
terhadap Pertumbuahan dan Pembungaan Tanaman Mangga CV. Arumanis”. Jurnal
Penelitian Agronomi. Vol.7, No.1, Januari-April. UNS. Surakarta.
Harisuseno. 1974. Fisiologi dan
Biokimia Kemunduran Benih. Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB.Bogor : 44-70.
Harjadi. 1994. Pengantar Agronomi.
Jakarta: GramediaSeiriam. 2001. Budidaya Tanaman Pangan. http://www.niagapusri.co.id.
Suprapto,
HS. 1986. Bertanam Kangkung. Jakarta. Penebar Swadaya
KanisiusDanarti dan Sri Najiyati.
1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta.
William, C. N. 1993. Vegetable Production In The Tropics.
University of Nigeria Nsukka. Nigeria.
Comments
Post a Comment