Laporan akhir Dasar-dasar Agronomi

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG
 Ipomoea reptans )

1380019_390689251086957_3276137844923499410_n.jpg
OLEH:

Nama         : Advent Fika Sitanggang
NPM                    : E1J014044
Co.ass         : Wirry Latiffan
Shift           : Selasa, 08.00-09.40 WIB


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir dapat dipastikan masarakat Indonesia sudah mengenal sayuran  kangkung. Tanaman ini diduga berasal dari daerah tropis, terutama dikawasan afrika dan asia. Daerah penyebaran tanaman kangkung pada mulanya terpusat (terkonsentrasi) dibeberapa tempat atau Negara. Antara lain Malaysia, dan sebagian kecil di Australia. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman ini meluas cukup pesat didaerah asia tenggara.
 Kangkung ( Ipomoea reptans )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ4FVSw_ELxsO53GsDJY5MD-2FI0b-vF53hcbuNH9Oeou7gsSOU1ZTfb4wiFSaccvV7i0_BAHBSlf-e0YB2dnqdCspakl41JSr00BYrVbJV1prCOCSun8rGIAxBTvQJYzED6ddPBSRqGDl/s320/kangkung+darat+organik.jpg


Diviso                    : Spermatophyta
Sub-divisio            : Angiospermae
Kelas                     : Dicotyledoneae
Family                   : Convolvulaceae
Genus                    :Ipomeae
Spesies                  : Ipomeae aquatic reptans Poir (kangkung darat).

Kapan tanaman kangkung masuk ke wilayah Indonesia ? belum diketemukan perincian data atau informasi yang pasti, namun penanamannya telah meluas diberbagai daerah diseluruh wilayah nusantara. Pada tahun 1985 terdapat luas areal pertanaman kangkung nasional 41.953  hektar, namun tahun-tahun berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha (1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai 2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660 ton/ha (1990).
Pada prinsipnya setiap orang boleh mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan sekitar 100 gram. Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9 gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.
Karena berbagai kandungan itu kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung.
Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan wasir berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah.
Syarat Pertumbuhan Tanaman Kangkung
  • Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.
  • Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin
  • Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun.
  • Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun.
  • Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.
  • Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
  • Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
  • Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
  • Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
  • Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik.
  • Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.
Ada dua varietas kangkung, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Kangkung darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan batangnya lebih kecil dibandingkan kangkung air. Kangkung air berbunga putih kemerahan dengan batang berwarna hijau.
Penanaman kangkung dalam praktikum kali ini dilakukan supaya praktikan dapat memperoleh  pengalaman dan keterampilan dalam menanam dan juga merawat tanaman kangkung sampai dapat dipanen. Karena tanaman kangkung tergolong tanaman sayur yang cukup mudah untuk dibudidayakan. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih.

1.2  Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum tentang praktikum ini adalah untuk mempelajari cara budidaya kangkung darat  dengan baik dan benar.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persiapan lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman yang akan dibudidayakan. Sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran tanaman. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kronologis (Anonim, 2010).
Faktor paling utama terkait dalam hal pertumbuhan tanaman adalah tanah, energi penyinaran dan udara. Fungsi utama tanah antara lain penyedia unsur mineral, medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan hara, penyedia air, tempat berpegang, bertumpu atau berjangkarnya tanaman untuk tegak. Struktur tanah yang baik yaitu remah sangatlah penting untuk pertumbuhan (Harjadi, 1994).
Sebelum kita melakukan pengolahan tanah dan penanaman, harus kita ketahui terlebih dahulu luas tanah yang akan ditanami. Petak-petak lahan tanah harus diukur terlebih dahulu. Bentuk petak lahan yang tidak beraturan harus lebih mendapatkan perhatian. Pengukuran luas lahan itu berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan bagi lahan yang hendak ditanami, sebelum penebaran benih (Aak, 1991).
Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar akarnya. Gulma itu dibakar, abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk kesuburan tanah. Gulma jangan dikubur, karena dikawatirkan akan munculnya hama seperti rayap dan semut. Selain itu, alang alang dan rumput teki bisa tumbuh kembali apabila hanya dikubur di dalam tanah. Selain gulma, pohon pohon besar yang tumbuh di sekitar lahan dan berpotensi menghalangi masuknya sinar matahari; untuk jagung melakukan proses fotosintesis, juga perlu ditebang (Danarti dan Sri Najiyati).
Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas merupakan satu faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka sebelum menanam hendaknya memilih benih yang bagus secar fisik. Ciri-ciri fisik benih yang bagus antara lain: (1) biji mengkilap, (2) tidak keriput, (3) tidak cacat, (4) warnanya normal pada umumnya. Benih digolongkan menjadi dua yaitu antara lain (1) benih kering yaitu benih yang lazimnya dihasilkan pembiakan tanaman secara generatif yang biasanya dari biji atau dari buah kering yang berkadar air sekitar 7-16%. (2) benih lembab yaitu benih yang mengandung air, yang dihasilkan dari pembiakan vegetatif dan mengandung air sebanyak 70-85% (Aak, 1990).
Benih yang baik harus memenuhi syrat sebagai berikut: benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat, benih harus bebas hama dan penyakit, benih harus murni, benih diambil dari yang unggul atau stek yang sehat mempunyai daya kecambah 80%, benih yang baik akan tenggelam apabila direndam dalam air, dan benih tidak keriput dan mengkilat dengan warna normal .
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen. Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam. (Seiriam, 2001).
Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Metode perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan presentase perkecambahan total. Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian komplek dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih, melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974).
Jumlah benih yang disebar dalam satu lubang akan tergantung dari daya hidup (viabilitas) benih dan pada spesies benih yang ditanam. Untuk banyak spesies, dua benih perlubang adalah ideal tetapi bagi beberapa (khususnya jagung manis dan okra) hanya satu benih saja yang harus ditanam (William, 1993).

Jenis Tanaman Budidaya
Kangkung Darat
Kangkung darat (Ipomoea reptana) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan
2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah (Dasista, 2010).
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 10C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras (Anonim, 2011).
Pemangkasan adalah suatu upaya yang penting karena organ-organ baru terbentuk secara khusus dari bahan-bahan yang tersimpan dalam proses pemangkasan dan hidup batang terjamin setelah adanya penyambungan bagian yang terpotong (Andregemn, 1994).
Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas cabang untuk merangsang terbentuknya tunas vegetatif-generatif sehingga bidang percabangan lebih luas dan memungkinkan untuk meningkatkan produksi. Pemangkasan berpengaruh nyata terhadap tunas tumbuh perpucuk (Hidayat, 2005).
Panen dilakukan sore hari, dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Panen pertama dapat dilakukan pada hari ke-12 dengan panjang batang kira-kira 20-25 cm atau ketika berumur 27 hari. Cara memanen menggunakan alat pemotong, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya sampai akar. Selama panen, lahan harus tetap lembab. Panen dilakukan 2-3 minggu sekali, setelah 5-11 kali panen produksi panen akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Suprapto, 1986).



BAB III

 METODE PERCOBAAN

 

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07 Maret  hingga 15 April 2015, dengan lokasi praktikum yang dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian di bagian belakang Peternakan UNIB.
3.2 Alat dan Bahan
-          Alat
Alat yang digunakan dalam praktikun antara lain:
Cangkul, sabit, meteran, ajir, tali raffia, kantong plastic, timbangan, penuntun praktikum, dan alat tulis.
-          Bahan
Bahan yang digunakan antara lain : benih kangkung, pupuk Urea, kompos dan SP 36.

3.3 Perlakuan
Perlakuan yang dicoba adalah Penambahan pupuk Urea, dan SP 36 pada budidaya kangkung.

3.4 Cara kerja:
1.    Membersihkan   lahan dari gulma atau sisi-sisa tanaman yang ada.
2.    Melakukan  pengelolan tanah dengan cara digemburkan dan diratakan.
3.    Membuat bedengan berukuran 3,0 m x 2,0 m. Sebagai pembatas antar bedengan dibuatlah siring berukuran lebar 50 cm dan dalam 30 cm.
4.    Menaburkan pupuk kandang yang telah matang pada bedengan secara merata dengan dosis 15 ton/hektar. Bedengan kemudian dicangkul kembali agar pupuk kandang tercampur merata.
5.    Membuat lobang tanam menggunakan tugal dengn ukuran jarak tanam 10 x 15 cm, deng kedalam 1,5 cm.
6.    Menanam 2 butir benih kangkung per lubang tanam.
7.    Beri pupuk N 50 kg/hektar,kompos 20 kg/petakan, dan KCl 25 kg/hektar.
8.    Memilih 20 sampel tanaman setelah tanaman dapt diukur tinggi dan jumlah daunnya.
3.5 Perawatan :
a.       Melakukan penyiraman setiap hari jika tanah tidak lembab.
b.      Melakukan pengendalian gulama secara manual (mekanik) dengan cara mencabuti semua gulma yang tumbuh pada petakan tersebut.
c.       Melakukan pengendalian hama secara manual dengan cara menangkap dan membunuh hama yang menyerang tanaman.
d.      Melakukan pemanenan pada umur 4-5 minggu setelah tanam dengan cara mencabut seluruh tanaman.

3.6 Pengamatan :
     Untuk memperoleh data yang akan dibuat dalam pembuatan laporan, melakukan pengamatan secara cermat terhadap peubah pertumbuhan dan hasil tanam yang meliputi:
a.     Tinggi tanam.
Menukur tinggi tanaman dari pangkal batang/ permukaan tanah hingga titik tumbuh pada pucuk tertinggi terhadap 20 tanam sampel (contoh) yang mewakili populasi dengan penentun secara acak.
b.    Jumah daun per tanaman
Menghitung jumlah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap tanaman sampel.

c.       Luas daun pertanaman, melakukan luas daun pertanaman dengan cara sebagai berikut:
-       Memetik seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempuna dari setiap tanaman sampel, lalu menimbang dan mencatat (P gram).
-       Mengambil 10 helai daun yang telah berukuran>10 cm, lalu ditumpuk dengan rapi.
-       Meletakkan sepotong kertas berukuran 2cm x 2cm di atas tumpukan daun tesebut posisinya di tengah helaian.
-       Memotong secara vertical tumpukan daun tersebut, tepat disisi tepian potongan kertas.
-       Menghitung luas daun per tanaman dengan rumus sebagai berikut : x
d.    Berat segar per tanaman
e.     Berat tanaman per petakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
a.      Jumlah  Benih
     Jarak tanam = 10 x 20 cm
Maka, jumlah benih kangkung yang dibutuhkan  =300 benih/petakan,karena tiaplobang diberi 2 benih maka,2 x 300 benih = 600 benih/petakan.
b.      Dosis pupuk
Urea
L=1 ha=10000 m2
Pupuk urea =100 kg
Yang dibutuhkan 1 m2 =100/10.000 =0,01 Kg/m2
Untuk 1 petak = 6 m2 x 0,01 kg = 0,06 kg =600 gram/petakan.
c.       Daya Tumbuh
Daya Tumbuh
                  x 100 % = 82,3 %














d.      Tinggi Tanaman
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
1
-
-
-
39
44
2
-
-
-
49
53
3
-
-
-
34
38
4
-
-
-
40
43
5
-
-
-
32
35
6
-
-
-
29
33
7
-
-
-
39
42
8
-
-
-
38
45
9
-
-
-
44
48
10
-
-
-
49
60
11
-
-
-
40
44
12
-
-
-
48
52
13
-
-
-
40
44
14
-
-
-
54
58
15
-
-
-
44
46
16
-
-
-
36
39,5
17
-
-
-
42
46,5
18
-
-
-
36
40
19
-
-
-
50
55
20
-
-
-
40
45









e.       Jumlah Daun kangkung
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
1
-
-
-
20
24
2
-
-
-
28
32
3
-
-
-
27
30
4
-
-
-
14
16
5
-
-
-
24
27
6
-
-
-
14
17
7
-
-
-
22
25
8
-
-
-
26
30
9
-
-
-
34
38
10
-
-
-
23
32
11
-
-
-
30
33
12
-
-
-
29
25
13
-
-
-
30
31
14
-
-
-
27
30
15
-
-
-
27
30
16
-
-
-
12
14
17
-
-
-
24
27
18
-
-
-
16
18
19
-
-
-
23
27
20
-
-
-
26
30









f.       Bobot tanaman per Sampel
Sampel
Minggu 5 (gr)
1
25,6
2
34,2
3
28,6
4
24,9
5
26,1
6
23,1
7
33,6
8
26,1
9
21,2
10
35,0
11
31,8
12
26,0
13
30,9
14
25,4
15
33,1
16
23,0
17
25,4
18
23,6
19
39,1
20
28,1









g.      Bobot daun per sampel
Sampel
Berat (g)
1
5.6
2
14.2
3
8,6
4
4,9
5
6,1
6
3,1
7
13,6
8
6,1
9
11,2
10
15,0
11
11,8
12
6,0
13
10,9
14
5,4
15
13,1
16
3,0
17
5,4
18
3,6
19
19,1
20
8,1




h.      Luas daun (sampel)
L = 4,5 cm ; p = 5 c
·         Luas = p x l = 4,5 cm x 5 cm
                     = 22,5 cm2
·         Berat rata-rata sampel = 8,74 gr
·         Luas daun per sampel : x
1)      Sampel 1:   x 22.5 cm2 = 14,41 cm2
2)      Sampel 2:  x 22.5 cm2 = 36,55 cm2
3)      Sampel 3:  x 22.5 cm2 = 22,13 cm2
4)      Sampel 4:  x 22.5 cm2 = 12,61 cm2
5)      Sampel 5:  x 22.5 cm2 = 15,70 cm2
6)      Sampel 6:  x 22.5 cm2 = 7,98 cm2
7)      Sampel 7: x 22.5 cm2 = 30,01 cm2
8)      Sampel 8:  x 22.5 cm2 = 15,70 cm2
9)      Sampel 9:  x 22.5 cm2 = 28,83 cm2
10)  Sampel 10:  x 22.5 cm2 = 38,61 cm2
11)  Sampel 11:  x 22.5 cm2 = 30,37 cm2
12)  Sampel 12:  x 22.5 cm2 = 15,44 cm2
13)  Sampel 13:  x 22.5 cm2 = 20,06 cm2
14)  Sampel 14:  x 22.5 cm2 = 13,90 cm2
15)  Sampel 15:  x 22.5 cm2 = 33,74 cm2
16)  Sampel 16:  x 22.5 cm2 = 7,73 cm2
17)  Sampel 17: x 22.5 cm2 = 13,90 cm2
18)  Sampel 18: x 22.5 cm2 = 9,26 cm2
19)  Sampel 19:  x 22.5 cm2 = 49,17 cm2
20)  Smapel 20:  x 22.5 cm2 = 20,85 cm2

i.        Bobot tanaman kangkung per petak
Bobot tanaman setelah dipanen seluruhnya adalah 8,11 kg dan masih dalam keadaan basah.
j.        Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman
Pada Minggu ke 4 dan ke 5 dilakukan pengamatan terhadap tanaman kangkung. Pngamatan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan tinggi batang kangkung dan jumlah daunnya. Pengukuran tinggi batang dapatdilakukan dengan menggunakan mistar. Berikut grafik tinggi tanaman kangkung pada minggu ke 4 dan ke 5.
Grafik Tinggi Tanaman Kangkung
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman pada Minggu 5 terlihat cukup cepat.

4.2. Pembahasan
Dalam praktikum Dasar-Dasar Agrnomi UNIB tahun 2015 ini, dilakukan pembudidayaan terhadap kangkung darat, yang dilaksanakan pada tanggal 07 Maret 2015, di kebun percobaan UNIB fakultas Pertanian di belakang laboratorium Agribisnis UNIB. Kegiatan budidaya ini dilakukan supaya para praktikan mampu dan mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman kangkung yang baik dan benar.
Pembudidayaan tanaman ini dilakukan pada petakan berukuran 2m x 3m dengan jarak tanam 10cm x 20cm. sebelum dilakukan penanaman benih kangkung, setiap praktikan harus membersihkan setiap petakan dari gulma maupun tumbuhan liar yang ada di sekitar petakan menggunakan cangkul.
Setelah petakan dibersihkan kemudian gemburkan tanah dengan menggunakan cangkul. Kemudian setelah digemburkan, tanah dicampur dengan pupuk kompos, agar tanah kembali subur. Pencampuran kompos dilakukan dengan merata supaya kangkung yang ditanam dapat tumbuh dengan merata. Kemudian petakan diukur sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan menggunakan meteran, dan ajir ditancapkan disetiap sudut petakan yang dihubungkan menggunakan tali raffia, untuk memberikan batas pada petakan. Selanjutnya jarak tanam diukur pada petakan.
Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi masih memberikan keleluasaan untuk berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang optimal. Harjadi (1989) menyatakan bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal menyebabkan faktor-faktor pokok dari lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pembagian sinar, penyerapan unsur hara, kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara optimal.
Setelah jarak tanam diukur, kemudian dilakukan penanaman benih, dalam satu lobang diisi dua benih kangkung. Penyiraman perlu dilakukan setelah benih ditanam. Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun dalam penanaman kali ini, kangkung yang sudah tumbuh selama lima belas hari diberi pupuk urea dan SP6 masing-masing sebanyak 30 dan 15 gram.
Pemeliharaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal selanjutnya adalah penyiangan, walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat disingkirkan dengan dicabut.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil penelitiannya yang menyatakan perbedaan jumlah daun menunjukkan bahwa pada perlakuan jarak tanam tersebut sudah terjadi persaingan antar individu dalam hal cahaya, unsur hara dan air sehingga pertumbuhan perakaran terganggu, mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu, khususnya pembentukan daun. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Kramer (1969) yang menyatakan bahwa pertumbuhan bagian tanaman diatas permukaan tanah tergantung oleh pertumbuhan sistem perakaranya.Lebih lanjut dapat diterangkan bahwa pembentukan daun dapat ditentukan oleh faktor  lingkungan antara lain iklim dan tanah, pada saat memasuki fase pembentukan daun, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya matahari.
Pada tanggal 15 April kangkung yang ditanam siap untuk dipanen. Dalam pemanenan, dua puluh sampel dicabut terlebih dahulu dan di timbang bobotnya. Kemudian sisanya dicabut juga dan ditimbang bobotnya untuk menentukan berat kangkung per petakannya. Dan dari hasil yang didapat, kangkung yang saya tanam memiliki bobot basah 8,11 kg, dengan rata-rata tinggi tanaman 43,35 cm dan rata-rata jumlah daun 25 helai. Bila dibandingkan dengan hasil teman saya Desti, dengan berat, dan rata-rata tinggi tanamannya yaitu 19,47 cm dan rata-rata jumlah daun 28 helai, berarti pemberian pupuk yang sama banyaknya belum tentu memberikan hasil yang hampir sama banyak.




LAMPIRAN
DSCN2218 - Copy.JPG


DSCN2229 - Copy.JPG


Pembukaan lahan dengan membersihakan lahan dari gulma maupun tanaman liar.



DSCN2260 - Copy.JPG


Pengukuran petakan, penggemburan tanah dan pemberian pupuk kompos.

DSCN2264.JPG


                                Penanaman benih kangkung.



DSCN2279.JPG



Penyiraman tanaman kangkung yang dilakukan minimal satu kali dalam sehari.



BAB V
KESIMPULAN
·         Dari praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk yang sama tidak berarti memberikan hasil denga berat yang sama dengan yang lainnya.
·         Faktor kesuburan tanah sangat mempengaruhi produksi.
·         Jumlah dan juga sangat mempengaruhi besarnya produksi, karena efisien dalam fotosintesis.
·         Penyiraman dan penyiangan juga berpengaruh terhadap produksi tanaman, karena dengan dilakukannya penyiangan maka jumlah gulma dapt dikendalikan agar tanaman dapat memperoleh hara yang cukup karena berkurangnya saingan.







DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1991. Teknik Bercocok Tanam Di Lahan Kering. Yogyakarta.
Anonim.http://anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html
Dasista. 2010. Cara Menanam Kangkung Darat. http://dasistalovers.wordpress.com.
Hidayat, Ramdan. 2005. “Pengaruh Pemangkasan Produksi dan Kombinasi Dosisi Pupuk Buatan terhadap Pertumbuahan dan Pembungaan Tanaman Mangga CV. Arumanis”. Jurnal Penelitian Agronomi. Vol.7, No.1, Januari-April. UNS. Surakarta.
Harisuseno. 1974. Fisiologi dan Biokimia Kemunduran Benih. Kursus Singkat Pengujian Benih. IPB.Bogor : 44-70.

Harjadi. 1994. Pengantar Agronomi. Jakarta: GramediaSeiriam. 2001. Budidaya Tanaman Pangan. http://www.niagapusri.co.id.
Suprapto, HS. 1986. Bertanam Kangkung. Jakarta. Penebar Swadaya
KanisiusDanarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta.
William, C. N. 1993. Vegetable Production In The Tropics. University of Nigeria Nsukka. Nigeria.







































Comments